82 Ribu Peserta Daftar Sekolah Vokasi Binaan Kemenperin

Selasa, 07 Oktober 2025 | 00:04:50 WIB
Sebanyak 82.655 peserta mendaftarkan diri di sekolah vokasi di bawah naungan Kementerian Perindustrian (Gambar: Facebook Kemenperin)

JAKARTA – Sebanyak 82.655 peserta mendaftarkan diri di sekolah vokasi di bawah naungan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Jumlah itu diketahui naik dengan rasio 1:18,2 jika dibandingkan tahun 2024, yakni 1:15 atau meningkat 21 persen.

Menurut Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan, pendaftar tercatat mengikuti seleksi penerimaan peserta didik baru di 11 politeknik dan dua akademi komunitas di bawah binaan Kemenperin.

Adapun kenaikan jumlah pendaftar ini terjadi secara merata di seluruh satuan pendidikan, bahkan beberapa unit mencatat lonjakan di atas rata-rata nasional.

Penerimaan mahasiswa baru ini digelar lewat program Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS) yang terdiri dari tiga jalur.

Ketiganya adalah JARVIS Prestasi (jalur rapor), JARVIS Bersama (tes nasional), dan JARVIS Mandiri (penerimaan langsung oleh unit pendidikan).

Disampaikan Masrokhan, peningkatan minat masyarakat terhadap Politeknik dan Akademi Komunitas Kemenperin adalah bukti nyata bahwa pendidikan vokasi industri semakin relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

"Model pembelajaran berbasis praktik selama 12 bulan di industri menjadi daya tarik utama bagi calon mahasiswa. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengasah kompetensi langsung di dunia kerja," katanya dalam keterangannya, Senin (6/10/2025).

Di lain sisi, Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan, tren positif ini menjadi indikator meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap mutu pendidikan vokasi industri yang diselenggarakan oleh Kemenperin.

"SDM industri yang unggul adalah SDM yang mampu berkompetisi di kancah global. Kenaikan animo pendaftar ini menunjukkan semakin tingginya kesadaran generasi muda bahwa pendidikan vokasi adalah jalan strategis untuk berkontribusi dalam pembangunan industri nasional," sebutnya.

Ditegaskannya, penguatan sektor pendidikan vokasi adalah bagian penting dalam agenda pembangunan industri nasional.

Lewat pendidikan vokasi yang terintegrasi dengan DUDI, lulusan bukan hanya siap bekerja, melainkan juga mampu berinovasi dan menjadi motor penggerak industri.

"Kami terus memperkuat sinergi antara pemerintah, dunia industri, dan lembaga pendidikan agar kebutuhan tenaga kerja industri dapat terpenuhi dengan baik, sesuai tuntutan era transformasi industri," tambahnya.

Sementara itu, menurut Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Kemenperin, Wulan Aprilianti Permatasari, keberhasilan peningkatan jumlah pendaftar ini tidak lepas dari berbagai langkah strategis yang dilakukan Kemenperin untuk memperkuat sistem pendidikan vokasi.

Salah satunya, kata dia, adalah lewat pembaruan kurikulum yang adaptif dan peningkatan kompetensi dosen serta instruktur.

"Kami terus menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan teknologi industri terkini, seperti digitalisasi manufaktur, otomasi, dan energi hijau. Tujuannya agar lulusan pendidikan vokasi Kemenperin benar-benar siap menghadapi tantangan industri masa depan," terangnya.

Di samping itu, ia pun menekankan, perluasan kerja sama dengan berbagai sektor industri merupakan kunci utama dalam menjaga relevansi dan kualitas pendidikan vokasi.

Hingga kini, Kemenperin berkomitmen untuk terus mengembangkan ekosistem pendidikan vokasi yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan industri masa depan.

Upaya tersebut selaras dengan arah kebijakan Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) yang menempatkan SDM unggul sebagai kunci utama keberlanjutan industri tanah air.

Terkini