BEI Soroti Kualitas IPO Perusahaan dalam Antrean Menjelang Akhir 2025

Senin, 06 Oktober 2025 | 19:15:45 WIB
Ilustrasi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (Gambar: Canva / Getty Images)

JAKARTA – Perusahaan dalam antrean (pipeline) harus mempunyai kualitas yang baik sebelum melangsungkan pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO) menjelang akhir 2025.

Hal itu sebagaimana ditegaskan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun hingga 26 September 2025 lalu, ada 23 perusahaan yang sudah melangsungkan IPO di BEI.

Dari jumlah itu, dana dihimpun adalah sebesar Rp15,05 triliun, dari target awal 66 perusahaan IPO sepanjang tahun 2025.

"Mempertimbangkan timeline untuk perusahaan dapat melakukan pencatatan saham di sisa tahun 2025, kualitas akan menjadi fokus utama guna memastikan perusahaan yang telah berada dalam pipeline memiliki kualitas yang baik," kata I Gede Nyoman Yetna selaku Direktur Penilaian Perusahaan BEI, di Jakarta, Senin (6/10/2025).

Diterangkannya, dari segi kualitas, BEI menerapkan evaluasi ketat yang bukan hanya berfokus terhadap aspek formal, melainkan juga mencakup keberlangsungan usaha, kualitas tata kelola, dan kompetensi manajemen dari calon perusahaan tercatat.

Di samping itu, kata dia lagi, BEI sedang menyusun kajian strategis IPO dengan berbagai pemangku kepentingan guna memahami peluang dan tantangan, sekaligus memperkuat regulasi serta infrastruktur pasar modal.

"Dengan langkah itu, BEI optimis dapat menghadirkan perusahaan tercatat yang berkualitas, berdaya saing, dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan pasar modal serta perekonomian nasional," paparnya.

Ia pun memastikan, dalam pengembangan ke depan, BEI secara konsisten menyelenggarakan program edukasi dan pendampingan pada calon emiten, mulai dari go public workshop, coaching clinic, one-on-one meeting, hingga networking event.

"Inisiatif ini bertujuan mempercepat transformasi perusahaan menuju status perusahaan terbuka, sekaligus memperluas akses terhadap ekosistem pasar modal," jelasnya.

BEI, imbuhnya, juga memperkuat kolaborasi dengan kementerian/lembaga (K/L), asosiasi pengusaha, perbankan, dan mitra strategis lainnya.

"Selain IPO saham, edukasi turut mencakup instrumen pendanaan lain seperti obligasi, sukuk, dan efek beragun aset untuk memperkaya alternatif pembiayaan serta diversifikasi investasi," tutupnya.

Sebelumnya, BEI melaporkan hingga 26 September 2025, ada sebelas perusahaan berada dalam pipeline (antrean) bakal melangsungkan IPO di pasar modal tanah air.

Dari belasan perusahaan tersebut, ada empat perusahaan beraset skala besar di atas Rp250 miliar dan sebanyak tujuh perusahaan beraset skala menengah antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar.

Terkini